, ,

Melihat Festival Pamenan Minangkabau di Padang Panjang

by -10 Views

Padang Panjang – Suasana Kota Padang Panjang berubah menjadi lautan budaya saat Festival Pamenan Minangkabau digelar. Festival yang menampilkan berbagai jenis permainan tradisional khas Minangkabau ini sukses memukau masyarakat lokal hingga wisatawan mancanegara yang hadir.

Acara ini bukan sekadar hiburan, namun juga menjadi bentuk pelestarian warisan budaya Minang yang hampir punah. “Pamenan” dalam bahasa Minang berarti permainan, dan festival ini mencoba menghidupkan kembali nilai-nilai kebersamaan, ketangkasan, dan kreativitas yang melekat dalam permainan rakyat tempo dulu.

Permainan Tradisional yang Bangkit dari Masa Lalu

Beragam jenis permainan rakyat khas Minangkabau ditampilkan di lapangan terbuka, mulai dari:

  • Maetek Kaleng (lempar kaleng)

  • Maelo Gasing (memutar gasing)

  • Panah Lidi

  • Pacu Jawi Anak (lomba lari ala anak-anak dengan sapi-sapian dari kayu)

  • Maetek Batu (lempar batu sasaran)

  • dan permainan Congklak Minang (Dakon)

Anak-anak tampak riang mengikuti lomba-lomba tersebut, sementara orang dewasa larut dalam nostalgia, mengingat masa kecil mereka saat permainan tradisional masih menjadi bagian sehari-hari sebelum era gadget dan media sosial.

“Rasanya seperti kembali ke masa lalu. Anak-anak zaman sekarang harus tahu bahwa hiburan tak selalu lewat layar,” ujar Ibu Salma, warga Padang Panjang yang hadir bersama cucunya.

Pentas Seni dan Atraksi Budaya

Festival ini juga diramaikan oleh pertunjukan seni tradisi, seperti:

  • Randai Minang

  • Tari Piriang (Tari Piring)

  • Musik Talempong dan Saluang

  • serta pertunjukan Silek Minangkabau, seni bela diri yang penuh filosofi.

Pamenan Minangkabau
Pamenan Minangkabau

Baca juga: Jaga Kesehatan dan Kebugaran, Personel Polres Laksanakan Olahraga Bersama

Tak ketinggalan, stand kuliner khas Minang seperti lamang tapai, karupuak sanjai, dan bareh randang turut menambah semarak festival ini.

Dukungan Pemerintah dan Harapan ke Depan

Wali Kota Padang Panjang, Fadly Amran, yang hadir membuka acara, menyatakan bahwa Festival Pamenan ini merupakan bagian dari program pelestarian budaya lokal dan penguatan karakter generasi muda.

“Kita tidak ingin generasi muda Minangkabau kehilangan jati dirinya. Festival ini menjadi ruang edukasi, hiburan, dan kebanggaan bersama,” ujarnya.

Festival ini juga didukung oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat dan diharapkan menjadi agenda tahunan yang mampu menarik wisatawan domestik maupun internasional.

Antusiasme Pengunjung dan Wisatawan

Bukan hanya masyarakat lokal, pengunjung dari luar daerah hingga turis mancanegara pun terlihat antusias menikmati setiap rangkaian acara.

“Saya dari Belanda, dan saya sangat kagum dengan kekayaan budaya Minangkabau yang masih hidup. Ini pengalaman yang luar biasa,” ungkap Pieter, salah satu wisatawan yang tengah mengikuti tur budaya di Sumatera Barat.

Penutup: Festival yang Bukan Sekadar Hiburan

Festival Pamenan Minangkabau membuktikan bahwa budaya bisa menjadi sarana membangun jati diri dan mempererat solidaritas sosial. Di tengah gempuran budaya global, kegiatan seperti ini menjadi oase yang menyegarkan dan membangkitkan kembali nilai-nilai lokal yang mulai terlupakan.

Dengan semangat “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”, festival ini tak hanya merayakan tradisi, tetapi juga menjadi panggung pendidikan budaya yang membumi dan bermakna.

Indosat

No More Posts Available.

No more pages to load.